Ikhtiar Doa Terkabul di Makam Datu Qabul (Catatan Perjalanan)
Nama Datu Qabul sudah sering saya dengar. Sebuah makam yang terletak di Desa Baulin, Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin ini memang sering menjadi tujuan peziarah. Katanya, keinginan kita akan lebih cepat terkabul jika berdoa di sana.
Alhamdulillah, hari itu kami berkesempatan ke makam Datu Qabul untuk berziarah. Itu menjadi pertama kalinya bagi saya ke sana. Perjalanan kami tempuh dari rumah sekitar 40 menit menggunakan motor. Kami berangkat pagi agar tidak terlalu kepanasan di jalan.
Kami melewati jalan Trans Kalimantan. Akses jalannya sangat mudah. Hanya ada sedikit jalan yang masih berbatu ketika masuk mendekati area makam. Sepanjang jalan didominasi sawah dan kebun masyarakat. Jalan ini juga menjadi alternatif jika kita ingin ke daerah Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong dengan jarak tempuh yang lebih singkat.
.
Mendekati makam, iring-iringan motor dan mobil peziarah lainnya mulai ramai. Sisi kiri dan kanan jalan sudah dipenuhi mobil yang parkir. Untungnya tempat parkir di sini cukup luas sehingga kami tidak kesulitan memarkir motor.
Dari lokasi parkir, kita akan melewati lapak-lapak pedagang untuk menuju makam. Jalannya terbuat dari semen dan tidak terlalu besar. Namun masih nyaman untuk dilalui. Ada banyak pedagang yang menjual berbagai macam dagangan. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, kerajinan tangan, perlengkapan ibadah, hingga mainan anak-anak.
.
Setelah melewati area pedagang, sampailah kita di makam Datu Qabul. Terlihat banyak orang yang hilir mudik dan keluar masuk bangunan makam secara bergantian. Kami pun harus menunggu sebentar sampai orang yang di dalam selesai dan keluar.
Sambil menunggu, saya mengamati bangunan makam. Bangunan ini terdiri dari 2 bangunan dengan satu kubah di atasnya. Yang pertama adalah bangunan utama berwarna hijau. Ukurannya tidak terlalu luas. Di bangunan inilah terdapat makam Datu Qabul. Makam beliau dikelilingi pagar besi dan kain penutup berwarna hijau dan kuning. Warna yang memang khas di makam-makam “keramat” di Kalimantan Selatan. Di sini menjadi tempat orang-orang membaca Al-quran, memanjatkan doa, dan meletakkan bunga.
Sedangkan bangunan kedua, sepertinya hasil renovasi perluasan, cukup luas dengan keramik putih yang nyaman untuk duduk dan bersantai. Di beberapa titik tersedia karpet. Sesekali angin bertiup membuat suasana jadi lebih sejuk dan betah berlama-lama di sini.
.
Di sini juga ada beberapa makam kecil yang tidak diketahui karena tidak ada identitasnya. Tidak seperti bangunan utama, di bangunan kedua ini tidak ada dinding penutup. Hanya ada tiang-tiang besar. Entah karena belum selesai atau memang konsep bangunannya yang terbuka.
Kami melewati siang hari di sini. Orang-orang masih banyak meski tidak sebanyak pagi tadi. Kami pun mencari warung makan untuk makan siang. Di sini ada beberapa warung makan yang menyediakan berbagai macam sayur dan lauk, mulai dari ayam, ikan, hingga kepiting. Untuk harganya sendiri tidak berbeda jauh dengan warung makan pada umumnya.
Selesai makan, kami pun salat di musholla yang berjarak beberapa langkah saja dari warung makan tadi. Musholla yang terbuat dari kayu ini berada di pinggir sungai. Di sampingnya ada dermaga kecil tempat berlabuhnya kapal-kapal yang membawa peziarah.
.
Datu Qabul; Makam yang Sempat Terabaikan
Nama beliau adalah Muhammad Mahmud Al-Qabul. Orang-orang lebih mengenal beliau sebagai Datu Qabul. Saya sebenarnya belum banyak tahu tentang beliau. Menurut cerita yang saya dengar, beliau adalah waliyullah atau kekasih Allah. Makam beliau banyak didatangi peziarah untuk berdoa karena katanya banyak dari doa tersebut yang akhirnya terkabul.
Mungkin karena hal itu, orang-orang menyebutnya Datu Qabul dari kata “kabul/terkabul”. Namun kalau kita lihat dari nama asli beliau memang bernama Al-Qabul. Entah apakah ini kebetulan mirip saja antara “Qabul” dan “kabul” atau bagaimana. Meskipun ada juga versi cerita yang menyebutkan bahwa nama Muhammad Mahmud Al-Qabul tersebut merupakan pemberian seorang ulama. Wallahua’lam.
Saya mencoba mencari lebih banyak informasi tentang beliau di internet. Saya dapati beberapa informasi bahwa beliau sudah meninggal sekitar 150 tahun yang lalu. Namun baru ramai diziarahi sekitar tahun 2010 yang lalu setelah diresmikan oleh seorang ulama. Mungkin maksud diresmikan di sini adalah diberitahukan secara luas kepada masyarakat bahwa makam tersebut memang makam seorang waliyullah.
Masyarakat sekitar sebenarnya sudah sejak lama mengetahui kebaradaan makam tersebut. Namun makam baru benar-benar terawat setelah kedatangan seorang ulama dari Martapura tersebut yang berpesan agar makam dijaga dengan baik.
Satu hal yang membuat saya kagum dengan para kekasih Allah ini adalah mereka sudah lama meninggal, tetapi masih memberikan manfaat yang luar biasa terhadap orang-orang di sekitarnya. Orang yang masih hidup saja, belum tentu bisa memberikan manfaat. Bahkan terkadang malah menyusahkan orang lain. Namun mereka, orang-orang pilihan ini justru menjadi sumber penghidupan. Banyak pedagang hingga tukang parkir yang bisa makan karena adanya makam ini.
Belum lagi, semasa hidup mereka yang pastinya memberikan begitu banyak pencerahan dan bimbingan spiritiual kepada masyarakat. Insya Allah mereka semua akan mendapat ganjaran surga dari Allah Swt. Aamiin.
Potensi Ekonomi Wisata Religi
Seperti saya sebutkan sebelumnya, di area makam Datu Qabul ada banyak pedagang. Transaksi jual beli seolah tak pernah berhenti. Orang-orang yang datang tentu tidak sebatas berziarah ke makam. Sebagian besar orang sedikit banyaknya juga berbelanja. Baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk oleh-oleh.
Bisa kita bayangkan sebanyak itulah orang-orang yang merasakan manfaat ekonomi sekaligus menggantungkan hidup dari keberadaan makam ini. Apalagi jika ada acara haulan yang membuat peziarah semakin banyak datang.
Makam ini telah menjadi tujuan wisata religi masyarakat Kalimantan Selatan. Akses jalan yang bagus memudahkan orang-orang yang ingin ke sini. Dari segi fasilitas, sudah tersedia dengan baik. Salah satunya fasilitas toilet umum yang tersedia dengan cukup dan lumayan terjaga kebersihannya. Untuk itu harus terus dirawat dan ditingkatkan fasilitasnya agar memberikan kenyamanan kepada peziarah.
Melengkapi Ikhtiar dengan Berziarah
Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya yang tinggal di sekitaran Kabupaten Tapin, tak ada salahnya mencoba berziarah ke makam ini. Sebagai salah satu ikhtiar agar doa kita lebih cepat terkabul.
Perlu kita ingat, bahwa kita meminta hanya kepada Allah Swt, bukan kepada makam. Karena meminta sesuatu kepada makam atau orang yang meninggal adalah perbuatan sia-sia dan berdosa. Yang kita lakukan adalah berdoa di tempat waliyullah yang menjadi perantara agar doa kita lebih cepat terkabul.
Yaa meskipun seandainya doa kita belum juga terkabul, tidak jadi masalah. Kan Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk umatnya. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, selebihnya biar Allah yang urus dengan kemahakuasaan-Nya.
Muhammad Noor Fadillah
Menyelesaikan pendidikan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Memiliki ketertarikan di bidang ekonomi dan manajemen. Telah menerbitkan 2 buku, 1 ebook, dan banyak tulisan lainnya yang tersebar di koran, media online, blog, dan platform lainnya.